Kamis, 21 April 2011

Sang Lelaki.................

12981792031546255484
Ilustrasi-Google
Pagi, jam 7.30 WIB
akad nikah dilaksanakan di Mushola dekat rumah, suasana sakral, haru, menggetarkan, sang gadis cemas-cemas, sang lelaki kaku, tegang, matanya menerawang, entah apa yang dipikirkan. “Saya terima nikahnya…………… sampai selesai. Sah. jadilah sang lelaki dan perempuan itu sepasang suami istri yang siap mengarungi biduk rumah tangga. dua keluarga terlihat bahagia, sementara sang lelaki….
……………………….
Resepsi pernikahan dimulai, tamu berdatangan, pesta meriah, semua terlihat bahagia, para tamu bergantian memberi ucapan selamat, pengantin wanita adalah pilihan sang ibunda, sang lelaki menurut saja, apapun pilihan sang bunda pasti terbaik untuknya. sang lelaki pasang senyum yang indah di resepsi pernikahan..
Malam, sekitar pukul………
sang lelaki duduk gontai di kursi kayu, matanya menerawang, entah apa yang dipikir sang lelaki. malam ini malam pertamanya, tapi malam terakhir bagi sang lelaki mengenang kekasihnya yang jauh dirantau, ia mendesah dalam napas gelisah,,, ah..  andai kau yang jadi istriku,……. tapi ah… sudahlah…ini sudah berakhir..!!!!
sang lelaki tersentak, bangun ia dari duduknya, dibuka lemari bajunya, ada kotak warna jingga pemberian sang kekasih sebelum ia berangkat jadi TKI.  dibukanya,  ada banyak lembar surat-surat romansa cinta sang lelaki pada kekasih yang tak sempat dia kirimkan. cepat-cepat ditutupnya kotak itu. “ini sudah berakhir” gumam sang lelaki.
sang lelaki berlari keluar rumah menembus gelap malam. dibawanya kotak jingga dan sebuah linggis menuju sudut halaman kebun dibelakang rumah. sang lelaki terus menggali tanah, ia ingin mengubur semuanya, kotak jingga, lembaran surat cinta buat sang kekasih. semuanya-semuanya….!!
sebelum menutup lubang, sang lelaki berbisik  “maafkan aku… aku terlalu mencintaimu dengan segenap jiwa dan ragaku, aku tak bisa hidup tanpamu, kau terlalu berarti bagiku, tapi aku juga tak dapat menolak takdirku”. sang lelaki menangis sambil menutup lubang dengan tanah… ditanaminya sebatang bibit pohon sawo. “ini sudah berakhir” katanya lagi.
pagi…………….
semua terkejut, apalagi sang perempuan, sesosok jasad terbujur di sudut halaman kebun belakang rumah, nadinya mengalirkan darah segar membasahi timbunan tanah dimana bibit sawo ditanam, ada sebercak darah di ujung mata linggis. jasad itu…. “sang lelaki”…… semua sudah berakhir……….
12981793231332478128
Tags : salam cinta untuk semua saudaraku pahlawan devisa,

5 komentar:

  1. titip, ndut,,,

    http://empuss-miaww.blogspot.com/2011/04/saat-putus-asa-menjemput.html

    http://dege.wordpress.com/2011/04/22/renungan/

    kaboooooooooooooooooooooorrrrrrrrrrrrrrrrrrr

    BalasHapus
  2. dhona
    dah mampir ke Blogku belum?
    cari sendiri ya
    yully dah pernah ke sana

    BalasHapus
  3. Whuakakakakakakaakakakakakak

    BalasHapus
  4. oh ini rumahnya dona......dapurnya mana??wkwkkw

    BalasHapus